Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar,
tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Akan tetapi Rogers
mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara
bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi
tingkat kesehatan psikologis kita. Menurutnya, orang yang sehat adalah orang yang bisa
mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi
dapat memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan.
Perkembangan Diri
(Self)
Dalam masa kecil, anak mulai
membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari hal-hal lainnya.
Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku”
dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa
yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat,
didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk lukisan dan gambaran
tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian
diri” (self concept).
Sebagai bagian dari self concept, anak itu juga
menggambarkan dia akan menjadi siapa
atau mungkin ingin menjadi siapa. Gambaran-gambaran itu dibentuk sebagai suatu
akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Dengan
mengamati reaksi dari orang lain terhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu
secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran-gambaran diri yang konsisten,
suatu keseluruhan yang terintegrasi di mana kemungkinan adanya beberapa
ketidakharmonisan antara diri sebagaimana adanya dan diri sebagaimana yang
mungkin diinginkannya untuk menjadi diperkecil. Dalam individu yang sehat dan
yang mengaktualisasikan diri muncullah suatu pola yang berkaitan. Situasi itu
berbeda untuk seorang individu yang mendapat gangguan emosional.
Cara-cara khusus bagaimana diri itu
berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta
yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang,
anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini sebagai
penghargaan positif (positive regard).
Positive Regard
yaitu suatu
kebutuhan yang memaksa dan merembes, yang dimiliki semua manusia; setiap anak
terdorong untuk mencari positive regard.
Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan
ini. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat tergantung pada sejauh mana
kebutuhan akan positive regard ini
dipuaskan dengan baik.
Self Concept
self concept
yang berkembang pada anak sangat dipengaruhi oleh ibu, bagaimana anak
mendapatkan kasih sayang atau tidak dari seorang ibu.
Conditional Positive Regard
kasih sayang
dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik.
Unconditional Positive Regard
syarat utama
bagi timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan penghargaan positif tanpa
syarat (unconditional positive regard)
pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih
sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku.
Orang yang
Berfungsi Sepenuhnya
Kepribadian yang sehat
itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses. Aktualisasi
diri merupakan keberanian untuk ada. Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah
orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya. Berikut adalah 5 sifat orang yang
berfungsi sepenuhnya:
1. Keterbukaan pada Pengalaman
Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima
pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi dapat
menggunakannya dalam membuka esempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru.
Sebaliknya kepribadian defensif beroperasi menurut syarat-syarat penghargaan
adalah statis, tersembunyi di belakang peranan-peranan, tidak dapat menerima
atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu. Orang yang berfungsi
sepenuhnya dapat dikatakan lebih emosional karena mereka mengalami banyak emosi
baik yang positif maupun negatif.
2. Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri,
akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada
setiap pengalaman. Pengalaman selalu dirasa segar dan baru. Ia tidak akan beprasangka
dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak harus
memanipulasi apa yang dialaminya sehingga mereka dapat dengan bebas
berpartisipasi di dalamnya. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini
merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/kepribadian
yang sehat.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Orang yang sehat akan terbuka pada pengalaman sehingga
ia menerima semua informasi yang ada, informasi dapat berisi
kebutuhan-kebutuhan, tuntutan-tuntutan sosial, ingatan-ingatan pada situasi
yang serupa pada masa sekarang. Individu yang sehat dapat membiarkan seluruh
organisme mempertimbangkan setiap hal, dari suatu situasi dengan. Faktor
emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal
ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya
sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan
namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia
percaya dirinya sendiri.
4. Persaaan Bebas
Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa
adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan
tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan
percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah
laku keadaan atau peristiwa masa lampau. Karena merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi
mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan
pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
Rogers percaya bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya
lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang
drastis dalam kondisi lingkungan, mereka memiliki kreativitas dan spontanitas
untuk mengulangi perubahan-perubahan traumatis.
Sumber:
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sumber:
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius