Senin, 31 Oktober 2011

Manusia dan Keindahan

Manusia dan Keindahan
            Menurut teori yang ada, keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan suatu bentuk kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya." Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan" adalah kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah yaitu hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan yang demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
            Berdasarkan teori tentang keindahan di atas, menurut pandangan saya keindahan adalah sesuatu yang mengagumkan/menakjubkan dan segala sesuatu yang dapat dideskripsikan berdasarkan pengalaman yang direkam oleh panca indera. Keindahan juga dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tersusun dari gabungan hal-hal yang berbeda namun menimbulkan keserasian dan keselarasan bagi pengamatnya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sangat mencintai keindahan, sebab sasuatu yang indah dapat menentramkan hati manusia.
            Keindahan dapat mencakup banyak hal, seperti : keindahan alam, keindahan seni, keindahan budaya, dan lain-lain. Keindahan alam merupakan semua ciptaan Tuhan yang dapat dinikmati oleh pandangan mata. Misalnya keindahan pemandangan laut, pantai, bukit, dan lain sebagainya. Manusia pun merupakan salah satu bentuk keindahan yang diciptakan oleh Tuhan. Manusia dapat dikatakan sebagai keindahan karena keselarasan antara komponen-komponen penyusun manusia itu sendiri. Apa jadinya jika manusia hanya terdiri atas tangan dan kepala saja? Apakah akan terlihat indah? Karena itulah, keindahan didefinisikan sebagai gabungan dari hal-hal berbeda yang menimbulkan keserasian/keselarasan. Keindahan seni, merupakan segala bentuk karya ciptaan manusia yang dapat dinikmati oleh semua orang dengan melihat/mendengarnya. Contoh dari seni yang dapat dilihat diantaranya patung, lukisan, tarian, dan lain-lain. Sedangkan seni yang dapat didengar yaitu lagu, gamelan, musik, dan lain sebagainya. Keindahan budaya, merupakan suatu kaindahan yang dihasilkan oleh budaya. Maksudnya, kebudayaan yang beragam di setiap daerah merupakan suatu keindahan tersendiri.
            Hubungan antara manusia dan keindahan dapat dijabarkan sebagai berikut, manusia dapat dikatakan sebagai salah satu pencipta keindahan. Mengapa? Karena manusialah yang menciptakan seni dan kebudayaan.  Segala sesuatu yang indah salah satunya berasal dari manusia, sebab manusia itu sendiri merupakan suatu keindahan. Manusia juga dapat dikatakan sebagai penikmat keindahan. Manusia akan selalu mengagumi keindahan, baik itu yang terlihat ataupun yang didengarnya. Sebab, keindahan merupakan sesuatu yang menyenangkan dan seringkali menentramkan hati manusia. Namun di sisi lain, manusia juga dapat dikatakan sebagai perusak keindahan. Hal ini merupakan salah satu sisi yang negatif antara hubungan manusia dengan keindahan. Contohnya manusia seringkali merusak keindaha alam yang sudah terukir dengan sempurna di bumi ini, baik secara sadar maupun secara tidak sadar. Itulah pandangan mengenai hubungan antara manusia dengan keindahan.

Manusia dan Penderitaan

Manusia dan Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta ‘dhra’ artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Kata penderitaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang menyiksa diri baik secara jasmani dan rohani, yang harus ditanggung oleh seseorang. Orang seringkali menggambarkan rasa sedih, takut, dan rasa sakit dengan kata ‘penderitaan’.
Penderitaan dapat dilihat dari segi positif maupun negatif. Contohnya seseorang yang tertimpa musibah bencana tsunami. Jika dilihat dari segi positif, orang yang tertimpa bencana tersebut tidak akan menganggap hal itu sebagai penderitaan. Dia akan menganggap hal itu sebagai peringatan/cobaan dari Allahyang dapat menimpa siapa saja.
Akan tetapi apabila manusia memandang penderitaan dari sisi yang negatif maka seseorang akan selalu menganggap masalah sekecil apapun sebagai sebuah penderitaan . Misalnya seseorang yang sedang mengendarai mobil, lalu tiba-tiba mobil tersebut mogok. Bagi orang yang memandang penderitaan dari sisi yang negatif, orang tersebut akan merasa bahwa dirinya penuh dengan penderitaan. Padahal, di masyarakat, hal itu adalah hal yang biasa terjadi. Dapat dikatakan bahwa suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan adalah sebuah resiko dalam hidup yang pasti dialami oleh setiap orang.
Dengan begitu, dalam pandangan saya, penderitaan adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi mental manusia. Di samping itu, penderitaan merupakan suatu ungkapan/gambaran dari apa yang dirasakan manusia. Penderitaan dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda oleh setiap individu. Karena pada dasarnya penderitaan merupakan suatu wujud dari rasa tidak puas yang ada dalam diri manusia.
Penderitaan secara sederhana dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu :
1. Penderitaan yang berasal dari manusia itu sendiri.
2. Penderitaan yang berasal dari Tuhan.
            Penderitaan yang timbul/berasal dari manusia itu sendiri sebenarnya merupakan akibat dari apa yang telah dilakukannya. Dalam hal ini berlaku hubungan sebab-akibat. Jadi suatu hal yang dilakukan oleh manusia memiliki dampak (buruk) bagi dirinya sendiri. Misalnya seseorang yang menyetir dalam keadaan mabuk akibat pengaruh alkohol mengalami kecelakaan sehingga menderita luka parah dan cacat fisik.
            Penjelasan tentang penderitaan yang berasal dari Tuhan yaitu suatu kejadian yang sudah berupa takdir, seperti menderita penyakit atau tertimpa bencana alam. Contohnya seseorang yang mengidap penyakit leukemia akan merasa menderita selama penyakit tersebut bersarang di tubuhnya.
            Dampak yang ditimbulkan dari penderitaan bisa bermacam-macam, tergantung pada manusia itu sendiri. Terkadang manusia dapat menerima penderitaan yang dialaminya sebagai sebuah pelajaran hidup, namun ada pula manusia yang memandang penderitaan sebagai hal yang menghantui hidupnya. Sehingga tidak sedikit dampak negative yang ditimbilkan dari sebuah penderitaan, misalnya stres, frustasi, atau bahkan sampai mengakhiri hidupnya.

Manusia dan Cinta Kasih

Manusia dan Cinta Kasih
          Manusia merupakan makhluk Allah yang paling mulia, sebab dikaruniai akal pikiran dan perasaan. Manusia dapat bertahan hidup dan menyelesaikan semua masalah dengan menggunakan akal. Dapat dikatakan bahwa akal merupakan sumber aktivitas manusia. Definisi akal merupakan suatu hal yang dapat diterima secara logis. Di samping berakal manusia juga memiliki perasaan . Begitu banyak definisi mengenai akal, namun jarang sekali yang dapat mendefinisikan tentang perasaan secara tepat, jelas, dan pasti. Perasaan merupakan sesuatu yang hanya bisa dirasakan  oleh seseorang. Seperti layaknya akal, perasaan setiap manusia akan berbeda-beda. Akal dan perasaan seringkali berbenturan satu sama lain. Sebab, apa yang dipikirkan oleh akal biasanya bertolak belakang dengan apa yang dirasakan oleh perasaan manusia.
          Jika berbicara tentang perasaan, seringkali orang menghubungkannya dengan cinta kasih. Karena cinta kasih merupakan bagian dari perasaan manusia. Cinta merupakan hal yang tidak terdefinisikan. Cinta hanya dapat dirasakan oleh manusia dan seringkali manusia tidak dapat memahami cinta itu sendiri, sebab cinta adalah sesuatu yang tak terlihat. Cinta dapat terbagi menjadi 3 bagian, diantaranya :
1.      Cinta kepada Allah, rasa cinta ini digambarkan oleh perilaku manusia terhadap sang pencipta. Misalnya dengan cara rajin beribadah sebagai bentuk rasa cinta kasih terhadap penciptanya, selalu menaati ajaran-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2.     Cinta kepada sesama manusia, hal ini dapat ditunjukkan oleh perilaku manusia terhadap orang yang dicintai dan disayanginya. Misalnya wujud rasa cinta terhadap orang tua, yaitu dengan cara berbakti kepada mereka dan selalu berusaha membahagiakan mereka.
3.     Cinta kepada diri sendiri, perwujudan rasa cinta ini dapat digambarkan seperti sikap kita dalam menjaga, merawat, dan menghargai diri kita sendiri. Contohnya kita selalu merawat diri kita dan tidak melukai/menyakiti diri sendiri. Sebab perbuatan yang membuat diri kita menderita adalah sebuah gambaran bahwa kita tidak mencintai dan menyayangi diri kita.
Manusia dan cinta kasih merupakan dua hal yang sangat berhubungan. Manusia ada karena cinta, dan cinta pun ada karena adanya manusia. Dengan cinta manusia dapat berkarya dan dengan cinta pula manusia dapat menciptakan budaya. Budaya yang lahir di masyarakat bukanlah semata-mata hasil dari aktivitas akal, perasaan pun termasuk hal yang turut andil dalam pembentukan budaya.
          Dalam konteks Ilmu Budaya Dasar, manusia dan cinta kasih dapat diartikan sebagai pelopor terciptanya budaya. Sebab, dasar-dasar dari kebudayaan tidak terlepas dari cinta. Rasa cinta kasih manusia terhadap wilayah tempat tinggalnya, merupakan faktor yang dapat melahirkan kebudayaan. Berkat perasaan tersebut, manusia menciptakan kebudayaan sebagai bentuk gambaran/wujud rasa cintanya terhadap wilayah tempat tinggalnya tersebut. Kebudayaan itulah yang akhirnya menjadi sebuah pembeda atau ciri khas yang membedakan wilayahnya dengan wilayah lain.
          Masyarakat pun sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari cinta. Jika cinta merupakan subjek, maka masyarakatlah yang menjadi objek dari cinta kasih tersebut. Dan jika cinta adalah objek, masyarakatlah yang menjadi subjek/pelaku dari cinta kasih tersebut. Berkat kasinambungan dari keduanyalah kita dapat melihat sebuah wujud nyata dari rasa cinta kasih, yaitu kebudayaan.

Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan Kebudayaan
            Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberikan kemuliaan akal pikiran untuk mengelola dan menjaga bumi ini. Akal pikiran yang dianugerahkan kepada manusia memaksa mereka untuk terus berpikir tentang segala sesuatu yang ada di bumi, misalnya tentang kehidupan, ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan. Hal-hal tersebut ada karena adanya manusia sebagai individu yang menciptakannya. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai seberapa eratnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan.
            Manusia dan kebudayaan adalah suatu kesatuan yang tidak mungkin terpisahkan atau dalam kata lain bisa berdiri sendiri. Dapat dikatakan bahwa budaya ada karena adanya manusia. Mengapa? Karena manusialah yang menciptakan kebudayaan tersebut, dan manusia pula yang mengembangkan, serta melestarikan budaya itu sendiri.
            Manusia memiliki pola pikir yang berbeda-beda, dapat kita lihat dari perbedaan kebudayaan. Di setiap wilayah pastinya memiliki kebudayaan, namun kebudayaan tersebut akan berbeda dengan kebudayaan di wilayah lainnya. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pola pikir setiap manusia berbeda satu sama lain, hal inilah yang menjadi dasar perbedaan budaya di setiap wilayah.
            Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, namun di era globalisasi seperti sekarang ini banyak sekali pengaruh budaya lain yang masuk dan akhirnya berkembang di Indonesia. Budaya asing tersebut sebaiknya difilterisasi sebelum kita menyerapnya, sebab tidak semua budaya asing adalah hal yang positif.  Sebagai pencipta kebudayaan, manusia juga memiliki kelemahan yaitu sebagai individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial. Selama ini, kebudayaan lahir dan berkembang di lingkungan sosial (masyarakat). Otomatis, dapat disimpulkan bahwa manusia dapat dipengaruhi oleh budaya. Sehingga seringkali manusia bukannya mengontrol budaya, tetapi malah dikontrol oleh budaya itu sendiri. Hal inilah yang harus dihindari, karena pada dasarnya budaya harus disesuaikan dengan keadaan wilayah masing-masing. Sebagai contoh yang paling jelas terlihat misalnya budaya berpakaian. Akhir-akhir ini banyak sekali orang Indonesia yang meniru gaya berpakaian orang asing, karena menganggap budaya berpakaian orang asing lebih menarik untuk ditiru. Padahal gaya berpakaian orang asing belum tentu cocok jika digunakan di negara kita, sebab adanya perbedaan iklim. Akan terlihat aneh jika kita mengikuti gaya busana orang asing tapi tidak sesuai dengan kondisi wilayah di mana kita tinggal.
            Budaya merupakan identitas bangsa yang harus dijunjung tinggi. Sebagai negara yang kaya akan budaya, kita seharusnya bangga dan lebih mendalami budaya negara kita sendiri atau bahkan memperkenalkannya terhadap negara lain. Banyak orang asing yang tertarik dan bahkan ingin mempelajari budaya Indonesia. Akan tetapi orang Indonesia sendiri malah terkesan tidak peduli terhadap budaya negaranya.

Konsepsi IBD dalam Kesusastraan

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar (IBD) dalam Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar (IBD) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kebudayaan manusia beserta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebudayaan tersebut. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai konsepsi Ilmu Budaya Dasar (IBD) dalam kesusastraan atau hubungan antara Ilmu Budaya Dasar dengan sastra. Kata sastra sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Sansekertashastra  yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti ‘baik atau bagus’, sastra berarti ‘tulisan’. Sedangkan kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
  • Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
  • Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
  • Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.
  • Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
  • Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
Berdasarkan fungsi sastra di atas, jelas terlihat bahwa sastra memiliki peranan penting dalam masyarakat. Sastra merupakan alat komunikasi karena sastra mempergunakan bahasa. Dalam konteks kebudayaan, bahasa merupakan suatu ornamen terpenting karena bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan di masyarakat dapat berkembang dan bertahan di masyarakat berkat adanya bahasa.
Apabila Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu :
  • Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.
  • Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan padat serta indah.
  • Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.
  • Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
Þ    Hubungan Antara Ilmu Budaya Dasar dengan Prosa

Prosa merupakan cerita rekaan atau sebuah karya fiksi yang di dalamnya terdapat tokoh, alur, dan peristiwa. Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
1.      Prosa Lama, adalah prosa bahasa Indonesia yang belum dipengaruhi oleh budaya barat. Prosa Lama meliputi :
  • Dongeng
  • Hikayat
  • Sejarah
  • Epos
  • Cerita pelipur lara
2.      Prosa Baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun. Prosa Baru meliputi :
  • Cerita pendek
  • Roman / novel
  • Biografi
  • Kisah
  • Otobiografi
Jenis-jenis prosa di atas biasanya merupakan karya sastra yang dibuat dalam bentuk cerita yang di dalamnya terdapat pesan atau amanat yang berhubungan dengan masalah-masalah manusia dalam kehidupan. Cerita yang digambarkan dalam dongeng, hikayat, sejarah, dll selalu terinspirasi dari apa yang terjadi di masyarakat. Ilmu Budaya Dasar mengkaji manusia dengan segala permasalahannya, itulah yang menjadi jembatan penghubung antara prosa dengan Ilmu Budaya Dasar.

Þ    Hubungan Antara Ilmu Budaya Dasar dengan Puisi
Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat, yang merupakan ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan.
Puisi dikatakan berhubungan dengan ilmu budaya dasar, karena pada puisi terselip makna kehidupan yang seringkali sulit dimengerti namun mengisyaratkan pada manusia agar dapat melihat dan mengerti banyak hal tentang pengalaman hidupnya sendiri maupun masyarakat. Melalui media ini pula (puisi) penyair menunjukkan bagian dalam hati manusia. Puisi juga memberikan pengetahuan tentang manusia sebagai makhluk sosial dan seringkali menggambarkan keadaan budaya di suatu wilayah.

Þ    Hubungan Antara Ilmu Budaya Dasar dengan Prosa Liris
Prosa liris merupakan bentuk prosa yang iramanya terikat, setiap kalimatnya mempunyai jumlah suku kata yang hampir sama. Antara larik kalimat yang satu dan yang lain ada yang berirama dan ada yang tidak. Prosa liris dapat dikatakan sebagai gabungan dari prosa dan puisi.  Maka dari itu, hubungan antara ilmu budaya dasar dengan prosa liris adalah gabungan dari dua pembahasan sebelumnya.
Þ    Hubungan Antara Ilmu Budaya Dasar dengan Drama
Drama berarti perbuatan/ tindakan. Kata drama berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Drama dapat dikatakan sebagai duplikasi dari kejadian/peristiwa yang terjadi di masyarakat. Biasanya drama menyajikan sebuah pertunjukkan yang berisi kritik terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Tak jarang drama yang disajikan bertema dan terfokus terhadap kebudayaan masyarakat tertentu.
Drama termasuk salah satu media yang paling mudah untuk menggambarkan hubungan antara ilmu budaya dasar dengan kesusastraan, sebab penggambarannya secara langsung melalui tindakan tokoh dan mudah untuk ditangkap maknanya.
            Jadi, ilmu budaya dasar sangatlah berhubungan dengan kesusastraan. Selain ornamen terpenting dari budaya adalah bahasa yang tidak lain adalah sastra, jenis-jenis sastra itu sendiri pun merupakan duplikasi atau penggambaran dari objek kajian ilmu budaya dasar, yaitu manusia dengan segala bentuk permasalahannya.