Rabu, 21 Maret 2012

Anak Berbakat, Miskin Kreativitas..

            Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini, sudah pasti disertai bakat dalam dirinya. Bakat itu sendiri merupakan suatu potensi yang dimiliki seseorang, yang dapat dikembangkan dengan berbagai cara. Misalnya bakat menyanyi, bakat ini dapat dikembangkan melalui latihan atau les vokal. Namun, seringkali kita tidak menyadari bakat apa yang kita miliki. Penemuan bakat pada setiap individu tidak hanya dapat dilakukan oleh diri sendiri. Orang lain pun dapat melihat bakat yang ada pada individu lainnya. Pada tingkatan usia tertentu, bakat seseorang akan dipengaruhi oleh lingkungan, seperti lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Semestinya, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga membantu seorang anak untuk menumbuhkembangkan bakatnya. Faktanya, yang terjadi di masyarakat adalah pendidik dan orang tua seringkali memaksakan kehendaknya agar sang anak menjadi apa yang mereka inginkan. Padahal, tugas seorang pendidik bukan hanya men’cekoki’ anak dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, tapi juga mendidik anak tersebut untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Seringkali kemampuan kreatif seseorang begitu ditekan oleh pendidikan dan pengalamannya sehingga ia tidak dapat mengenali potensi diri seluruhnya, bahkan tidak dapat mewujudkannya. Kemampuan kreatif atau kreativitas itu sendiri merupakan hal yang dapat membantu anak untuk mengembangkan bakatnya. Lalu apa yang terjadi pada anak apabila kreativitasnya justru tertekan oleh pendidikan? Pastilah bakatnya tidak dapat berkembang dan sia-sia. Pendidikan memang hal yang penting, tapi dengan syarat ‘pendidikan yang mendidik’ bukan ‘pendidikan yang memaksa’. Pendidikan yang sesungguhnya, dapat melakukan banyak untuk membantu seseorang mencapai perwujudan diri sepenuhnya. Kini, banyak sekali orang yang memiliki benih-benih kekreatifan, tetapi lingkungan gagal memberikan pupuk yang tepat untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, orang-orang seperti ini tidak akan pernah hidup sebagai dirinya yang ‘utuh’.
            Akan ada banyak sekali kemungkinan dari pola pendidikan tertentu. Namun, pada intinya pola pendidikan yang benar akan mendatangkan  hasil yang positif dan pola pendidikan yang salah akan mendatangkan hasil yang negatif. Sebagai contoh, sebuah keluarga menetapkan pola pendidikan otoriter. Sang anak selalu ‘disetir’ oleh orang tua, padahal anak tersebut memiliki bakat yang luar biasa dalam hal melukis. Akan tetapi orang tuanya selalu memaksa dia untuk mengikuti les mata pelajaran di sekolah dan tidak menghiraukan bakat melukis pada diri anak tersebut. Pada akhirnya yang terjadi adalah bakat yang dimilikinya tidak berkembang, dan kemampuan akademisnya pun akan tetap standar atau mungkin malah menurun, sebab anak tersebut menjalaninya dengan ‘keterpaksaan’.  Inilah yang akhirnya ‘membunuh’ kreativitas anak dan dapat dikategorikan sebagai “Anak Berbakat, Miskin Kreativitas..”
            Pada contoh kedua, yakni seorang anak yang dididik dengan pola pendidikan demokratis, orang tua hanya bertindak sebagai ‘motivator dan fasilitator’. Maksudnya, mereka memberikan pendidikan formal pada anak sebagaimana mestinya, tapi tidak terlalu memaksa anak tersebut harus selalu mendapat nilai bagus. Mereka membiarkan sang anak berkembang dengan sendirinya tapi selalu memberi pengarahan tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Ketika mereka mendapati bahwa anak tersebut memiliki bakat melukis, maka yang dilakukan adalah memfasilitasi sang anak agar dapat mengembangkan bakatnya dan membebaskan anak tersebut untuk melakukan apa yang disukainya selam masih dalam jalur yang benar. Pada akhirnya dalam diri anak tersebut akan timbul percaya diri yang besar karena merasa lingkungannya mendukung bakatnya itu. Setelah itu, kreativitasnya pun akan terus meningkat, dan dengan sendirinya akan diimbangi oleh semangat belajar sebab ia menjalaninya dengan sukarela atau tanpa paksaan.
            Dari kedua contoh di atas jelas sekali perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya ‘lingkungan’ adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan kreativitas anak.

Sumber referensi : Buku teks Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat karya Prof. Dr. Utami Munandar.

Sekilas Tentang Pluto


PLUTO adalah sebuah planet kerdil dalam sistem Tata  Surya Bimasakti. Dikatakan kerdil, karena planet ini merupakan planet terkecil di antara 8 planet lainnya yakni : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Di antara obyek-obyek yang ada dalam Tata Surya, Pluto adalah yang terkecil baik dalam ukuran maupun jumlah masa. Pluto berdiameter  4.862 km dan memiliki massa 0,002 massa Bumi. Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi adalah 248,4 tahun. Bentuk Pluto mirip dengan Bulan dan atmosfernya mengandung metan, yaitu gas yang lebih ringan dari udara, tak berwarna, tak berbau, dan tak beracun namun keberadaannya dapat menimbulkan ledakan. Suhu permukaan Pluto berkisar  -233o Celsius sampai dengan -223o Celsius, sehingga sebagian besar permukaannya berwujud es. Sama dengan planet-planet lainnya, Pluto juga mempunyai beberapa bulan/satelit yang mengelilinginya, yaitu: Charon (ditemukan oleh astronom James Christy pada tahun 1978), Nix dan Hydra (keduanya ditemukan pada tahun 2005). Pluto terletak dalam sebuah wilayah terluar dari Tata Surya yang bernama Sabuk Kuiper.  Sabuk Kuiper sendiri adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari. Pluto memiliki orbit yang unik saat mengelilingi matahari, orbitnya berbentuk lonjong dan kisaran jaraknya sekitar 4,4 - 7,4 miliar km dari Matahari. Berbeda dengan planet-planet lainnya di Tata Surya, Pluto cenderung bergerak mendekati Matahari saat melakukan perjalanan orbit. Akibatnya, terkadang Pluto berjarak lebih dekat dengan Matahari daripada planet Neptunus.
Penemuan Pluto sebenarnya diawali dengan kekeliruan sejumlah astronom yang menemukan adanya kekacauan dalam orbit Uranus. Awalnya para astronom berasumsi bahwa yang menjadi penyebab kekacauan  tersebut adalah tarikan gravitasi dari Neptunus. Namun, di akhir abad ke-19, setelah dilakukan observasi lanjutan, para astronom berasumsi bahwa ada planet lain selain Neptunus yang menjadi penyebab kekacauan orbit Uranus. Pada tahun 1905 seorang astronom AS, Percival Lowell, memulai proyek pencarian planet ke-sembilan dalam sistem Tata Surya. Lowell bersama rekannya, William H. Pickering, mengajukan beberapa konsep koordinat planet ke-sembilan dalam Tata Surya yang mereka namakan “Planet X”. Lowell meninggal pada tahun 1916, akan tetapi proyek pencariannya tetap dilanjutkan. Nama Lowell diabadikan sebagai nama observatorium yang didirikannya pada tahun 1894. Pada bulan Januari 1930, Clyde Tombaugh, seorang peneliti yang juga anggota tim proyek pencarian planet ke-sembilan dalam Tata Surya di Observatorium Lowell, berhasil mendeskripsikan beberapa pergerakan dari sebuah objek misterius di luar angkasa. Tim peneliti dalam proyek tersebut menyimpulkan bahwa objek tersebut adalah sebuah planet dan untuk memastikannya mereka kemudian mengirim hasil pencitraan objek luar angkasa itu ke Observatorium Harvard College untuk diteliti lebih lanjut. Setelah dipastikan bahwa objek yang ditemukan itu adalah sebuah planet, Tombaugh dan ketua tim peneliti, Vesto Melvin Slipher, menggelar sayembara untuk mencarikan nama bagi planet ke-sembilan itu. Nama Pluto awalnya dicetuskan oleh Venetia Burney, seorang anak perempuan umur sebelas tahun asal Oxford, Inggris. Venetia yang gemar mempelajari mitologi Yunani Kuno dan astronomi pertama kali mengusulkan nama ini pada kakeknya, Falconer Madan, mantan pustakawan di Universitas Oxford, Inggris. Madan kemudian meneruskan usul cucunya ini pada Profesor Herbert Hall Turner yang kemudian meneruskannya lagi pada rekan-rekannya di Amerika. Setelah diseleksi dari sekian banyak nama, pada 24 Maret 1930, tim peneliti di Observatorium Lowell berdiskusi untuk menentukan 1 dari 3 nama yang telah dipilih, yaitu: “Minerva”, “Cronus”, dan “Pluto”. Akhirnya, pada 1 Mei 1930, tim memutuskan nama planet baru itu adalah “Pluto”.
Sampai saat ini Pluto menjadi tujuan eksplorasi negara-negara adikuasa, karena dianggap suatu tantangan besar. Selain karena jarak Pluto sangat jauh dari bumi, massa planet Pluto sangat kecil dan suhunya sangat dingin. Namun, belum ada upaya yang serius dalam melakukan perjalanan ke Pluto. Pada tahun 2000, NASA membatalkan eksplorasi ke Pluto karena alasan biaya. Kemudian pada tahun 2003, misi tersebut dicanangkan kembali oleh pemerintah AS dengan menggunakan pesawat yang dinamakan “New Horizons”. Pesawat ini sukses diluncurkan pada 19 Januari 2006, dengan dilengkapi sejumlah peralatan kendali jarak jauh untuk mengenali citra geologi dan morfologi Pluto bersama satelitnya, Charon, memetakan komposisi permukaannya, dan menganalisa atmosfirnya. Selain itu juga New Horizons akan memotret permukaan Pluto dan Charon.
Sayangnya, New Horizons diperkirakan baru akan mendekati orbit Pluto nanti pada tahun 2015. Setelah itu, barulah para ilmuwan NASA bisa mengungkap lebih jauh tentang misteri planet ‘mungil’ ini.
Sejak tahun 2006 Pluto tidak lagi termasuk dalam planet inti Tata Surya karena sejak ditemukannya planet tersebut, ditemukan juga sejumlah objek lain yang menyerupai Pluto. Akhirnya Pluto kini hanya dikategorikan sebagai planet minor/kerdil.


Sumber referensi :
www.asal-usul.com/2009/02/tentang-pluto.html

Kegunaan Matematika


            Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang biasa dipelajari di jenjang pendidikan formal. Matematika dapat dikatakan sebagai ilmu hitung, sebab dalam kajiannya selalu berhubungan dengan angka-angka. Namun, matematika seringkali menjadi atau lebih tepatnya ‘dijadikan’ musuh oleh sebagian besar pelajar. Mengapa? Pada dasarnya matematika itu mudah, yang membuatnya menjadi sulit adalah rasa malas dan enggan untuk mengenal ‘matematika’ itu sendiri. Kebanyakan pelajar, khususnya di Indonesia membiarkan sifat malas tumbuh dalam dirinya. Sifat malas itulah yang bertolak belakang dengan disiplin ilmu matematika. Sebab, dalam belajar matematika kita dituntut untuk berpikir cepat dan tepat. Bagi orang yang memelihara sifat malas, akan sulit sekali untuk diminta berpikir cepat. Selain itu dalam matematika juga dituntut untuk berpikir logis dalam menyelesaikan masalah, kebanyakan pelajar hanya menginginka hal-hal yang instan. Padahal, jika mereka mau sedikit berusaha untuk mengerahkan kemampuan berpikirnya, tidak akan ada kata ‘sulit’ untuk matematika.
Ada pepatah mengatakan “Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan menguasai dunia”. Jika diteliti dari  pepatah tersebut, kita dapat langsung menyimpulkan bahwa sudah jelas orang yang menguasai bahasa dapat menguasai dunia, sebab bahasa merupakan alat komunikasi utama. Jika menguasai bahasa, kita dapat dengan mudah diterima di belahan dunia manapun. Tapi bagaimana dengan matematika? Seperti yang telah dibahas pada paragraf sebelumnya, bahwa dengan belajar matematika kita dituntut untuk berpikir cepat, tepat, logis, teliti, kritis, dan kreatif. Itulah beberapa hal yang ada dalam setiap diri orang sukses. Secara tidak langsung, matematika menuntut kita menjadi orang yang sukses.
Manfaat dari pelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam, diantaranya :
·         Manfaat matematika bagi pedagang. Setiap harinya, pedagang pasti berhubungan dengan sejumlah uang. Dengan matematika, pedagang tersebut dapat menghitung besarnya modal, untung, dan kerugian yang didapat.
·         Manfaat matematika bagi ibu rumah tangga. Sebagai ibu rumah tangga, otomatis semua urusan rumah tangga harus diatur dan dikelola dengan baik. Dengan matematika, seorang ibu rumah tangga dapat menghitung berapa jumlah pendapatan dan pengeluaran sehari-hari.
·         Manfaat matematika dalam bidang transportasi. Dengan matematika, seseorang dapat mengukur berapa lama waktu yang ditempuh untuk menuju tempat tujuan jika diketahui jarak dan kecepatan.
·         Manfaat matematika bagi arsitek/insinyur. Dengan matematika, mereka dapat mengitung luas tanah, luas gedung, tinggi bangunan, dan lain-lain.
·         Manfaat matematika bagi psikolog. Dengan matematika, seorang psikolog dapat menghitung persentase jumlah anak yang memiliki IQ di atas rata-rata.
·         Manfaat matematika bagi perkembangan teknologi. Seseorang dapat menciptakan atau mengembangkan suatu teknologi, misalnya komputer, tidak terlepas dari matematika. Bahkan dasar dari teknologi itu sendiri adalah matematika.

Dari contoh-contoh tersebut dapat kita ketahui bahwa begitu besar peranan matematika  dalam kehidupan sehari-hari. Itulah alasannya mengapa kita perlu belajar matematika meskipun jurusan yang kita ambil adalah ilmu sosial. Untuk itu “Make Mathematics part of our life”. Karena Matematika adalah bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita, salah satunya melalui pengaplikasian Aljabar dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber referensi :
http://faridanursyahidah.wordpress.com/2011/11/21/aplikasi-matematika-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Soft Skill & Hard Skill


1.       Apakah yang dimaksud dengan soft skill?
Soft skill adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang lebih menekankan pada EQ (emotional quotient) atau kecerdasan emosional. Soft skill dapat dikatakan sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Intrapersonal skill mencakup : kesadaran diri (contoh ; percaya diri dan kesadaran emosional) dan kemampuan/keterampilan diri (contoh ; kontrol diri, manajemen waktu, kejujuran. Sedangkan interpersonal skill mencakup kesadaran sosial (kesadaran politik, kepemimpinan, komunikasi, kerja sama, dan lain-lain.

2.       Apa perbedaan antara soft skill dan hard skill?
·         Pada soft skill, yang lebih ditekankan adalah EQ (Emotional Quotient) atau kecerdasan emosional. Soft skill merupakan kemampuan yang umum dan tidak terpaku pada suatu bidang tertentu. Soft skill bersifat invisible atau tidak dapat dilihat secara langsung, misalnya kemampuan seseorang dalam memimpin.
·         Sedangkan pada hard skill, yang lebih ditekankan adalah IQ (Intelligence Quotient) atau kecerdasan intelektual. Hard skill merupakan kemampuan seseorang yang memiliki fokus pada bidang tertentu. Hard skill bersifat visible atau dapat dilihat secara langsung oleh orang lain apakah seseorang memiliki kemampuan di bidangnya atau tidak, misalnya kemampuan seorang editor dalam mengedit suatu karya tulis.

3.       Apa keterkaitan antara soft skill dan hard skill terhadap dunia kerja?
Soft skill dan hard skill merupakan 2 hal yang saling melengkapi. Kita tidak dapat hanya mengandalkan salah satu dari soft skill atau hard skill, sebab dalam dunia kerja soft skill dibutuhkan untuk menunjang hard skill seseorang. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki kemampuan dalam bidang hukum, tidak akan pernah sukses jika ia tidak mengembangkan soft skill seperti kemampuan berkomunikasi, membangun relasi, atau kerja sama dengan klien.

4.       Soft skill apa saja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan?
Soft skill yang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan/suatu perusahaan diantaranya : bertanggung jawab, membangun relasi, berkomunikasi, negosiasi, beradaptasi dengan lingkungan, berkreasi, berinovasi dan berwirausaha, memimpin, membangun kerja sama, manajemen waktu, kejujuran, mengelola sumber daya dan lain-lain.

Senin, 19 Maret 2012

Ilmu Alamiah Dasar



Ilmu Alamiah Dasar merupakan suatu cabang Ilmu Pengetahuan yang sangat mendasar yang mengkaji gejala-gejala pada alam semesta,  termasuk muka bumi dan segala isinya dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya. Manusia merupakan salah satu objek pembahasan dalam ilmu alamiah dasar. Banyak hal yang dapat dibicarakan dengan manusia sebagai objeknya, seperti sifat dasar manusia, perkembangan alam pikiran manusia, perkembangan manusia itu sendiri, dan lain-lain.
Manusia dapat dikatakan bersifat unik, karena :
1.      Manusia memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus, terutama pada bagian otaknya yang merupakan pusat kontrol segala aktivitas tubuh manusia. Semua hal yang dilakukan oleh manusia merupakan pesan yang diperintahkan oleh otak dan diterjemahkan menjadi gerak tubuh. Adapun hal-hal yang dirasakan oleh manusia tidak bisa dirasakan secara tiba-tiba, dalam arti semua stimulus yang diterima oleh alat indera disampaikan ke otak. Setelah diproses maka otak akan memberi perintah pada efektor untuk merespon stimulus tersebut. Selain itu, otak juga merupakan organ pengontrol pikiran dan perasaan. Oleh karena tugas dan fungsinya yang begitu penting, maka otak dikatakan sebagai organ tubuh yang ‘kompleks’.
2.      Manusia dapat melakukan metabolisme (penyusunan) dan pembongkaran zat. Proses metabolisme ini terjadi dalam sistem pencernaan manusia. Zat makanan yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap dan disusun kembali lalu digunakan sesuai kebutuhan tubuh kita.
3.      Manusia memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar. Manusia merupakan makhluk yang peka terhadap rangsang, selain itu manusia juga memiliki otak yang berfungsi memproses segala bentuk rangsangan. Oleh karena itu manusia berbeda dengan benda mati, yang jika diberikan rangsangan tidak dapat meresponnya.
4.      Manusia tumbuh dan berkembang. Sifat ini berkaitan dengan manusia sebagai makhluk hidup. Manusia dapat tumbuh dan berkembang karena memiliki hormon dan juga didukung oleh faktor-faktor lainnya.
5.      Manusia memiliki potensi untuk berkembang. ‘Berkembang’ yang dimaksud adalah berkembang wawasan dan pengetahuannya, sebab manusia merupakan makhluk yang berakal budi.
6.      Manusia berinteraksi dengan lingkungan. Dari sisi religius, manusia dikatakan sebagai khalifah di muka bumi, sebab manusia merupakan makhluk yang paling sempurna secara fisik dan akal pikiran. Oleh sebab itu manusia merupakan subjek utama yang dapat berinteraksi dengan lingkungan, dalam arti manusialah yang yang dapat mengelola dan memelihara lingkungan sekitarnya.
7.      Manusia dapat bergerak, hal ini berkaitan dengan organ tubuh yang dimiliki manusia yang memungkinkan manusia untuk bergerak dan beraktivitas.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasio/pikiran/akal budi. Seiring dengan berjalannya waktu pola pikir manusia pun semakin berkembang. Perkembangan alam pikiran manusia berasal dari rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Dulu, sekitar abad ke-17 muncul pemikir-pemikir ternama yang akhirnya mengawali perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka dinamakan filsuf. Para filsuf awalnya memiliki rasa ingin tahu terhadap rahasia alam dengan melakukan pengamatan dan penggunaan pengalaman tetapi tidak dapat menjawab masalah. Munculah mitos   pengetahuan  baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman – pengalaman  dan kepercayaan. Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan  berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Bangsa Yunani  mendapatkan  kesimpulan-kesimpulan yang mudah diikuti.  Sejak abad ke – 16 para  ilmuan mulai menggunakan Metode Ilmiah dalam mempelajari alam semesta ini. Dan pada perkembangan yang nyata pada abad ke – 17 yang merupakan awal kelahiran dari Sains Modern adalah dengan dilakukannya percobaan-percobaan dalam penemu fakta Ilmu ilmiah. Tokoh-tokoh Yunani yang telah memberikan sumbangan perubahan pemikiran diantaranya : Anaximander, Anaximenes, Heracleitos, Phytagoras, Democritus, Empedocles, Plato, Aristoteles, Ptolomeus, Avicenna, dan lain-lain. Mereka memiliki pemikiran-pemikiran yang berbeda mengenai alam semesta dan pemikirannya tersebut dijadikan dasar ilmu pengetahuan hingga saat ini.
Ilmu alamiah dapat dilahirkan dari sebuah pengalaman, yaitu salah satu cara terbentuknya pengetahuan, yakni dengan mengumpulkan fakta-fakta. Ilmu alamiah merupakan  kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis, yaitu kegiatan manusia yang tiada hentinya dari suatu hasil percobaan yang dapat menghasilkan sebuah konsep baru.


Sumber referensi => http://www.peutuah.com/ilmu-alamiah-dasar-i-a-d/