Minggu, 14 April 2013

Konsep Manusia



            Manusia merupakan kajian utama dalam bidang psikologi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia, dikaji secara mendalam oleh ilmu psikologi. Adapun beberapa pandangan atau aliran dalam psikologi yang memiliki konsep berbeda tentang manusia, di antaranya:
1.      Pandangan Behaviorisme
Salah satu yang menganut aliran behaviorisme adalah John B. Watson. Menurut Watson, perilaku manusia adalah sesuatu yang dapat diprediksi dan dikontrol. Eksperimen Watson yang paling terkenal adalah eksperimen dengan anak bernama Albert, yang berusia 11 bulan. Watson dan Rosali Rayner, istrinya, mengadakan eksperimen kepada Albert dengan menggunakan tikus putih dan gong, serta pemukulnya. Pada permulaan eksperimen, Albert tidak takut pada tikus putih. Pada kesempatan lain, saat Albert akan memegang tikus putih, gong dibunyikan dengan keras. Dengan suara keras tersebut, Albert merasa takut. Keadaan tersebut diulang beberapa kali, hingga akhirnya terbentuklah pada diri Albert rasa takut terhadap tikus putih. Berdasarkan eksperimen tersebut, Watson berpendapat bahwa reaksi emosional manusia dapat dibentuk dengan conditioning. Rasa takut tersebut dapat dihilangkan lagi dengan cara menghadirkan tikus putih tersebut secara bertahap dalam situasi yang menyenangkan, misalnya saat menonton TV. Jadi, konsep manusia menurut teori behaviorisme yaitu, perilaku manusia adalah sesuatu yang dapat dibentuk melalui pembiasaan atau pengondisian tertentu, sehingga akhirnya menjadi perilaku yang menetap. Namun perilaku tersebut dapat diubah lagi seperti saat sebelum diberi pengondisian, menggunakan pengondisian yang bertolak belakang dengan pengondisian awal. Sehingga, perilaku tersebut sudah bisa diprediksi, akan kembali seperti semula saat belum diberi pengondisian apapun.
2.      Pandangan Psikoanalisa
Sigmund Freud adalah seorang pendiri aliran psikoanalisa. Aliran ini mengungkapkan konsep manusia berdasarkan tahapan-tahapan seksualitas dan ketidaksadaran pikiran. Menurut Freud, manusia pada umumnya sejak dilahirkan akan mengalami tahapan-tahapan seksualitas, yaitu:
a.      Fase oral (0-2 tahun). Pada fase ini, kepuasan seksual berada di sekitar mulut.
b.      Fase anal (2-5 tahun). Pada fase ini, daerah kepuasan berpindah pada anus.
c.       Fase phalic (6-7 tahun). Pada fase ini kepuasan seksual berada pada alat kelamin.
d.      Fase latent (7-8 tahun). Pada fase ini kepuasan seksual tersembunyi/tidak nampak.
e.      Fase genital (dimulai sejak remaja). Segala kepuasan seks terutama berpusat di alat kelamin. Namun berbeda dengan fase phalic, pada fase ini orientasinya ke arah reproduksi atau menghasilkan keturunan.
Selanjutnya mengenai konsep ketidaksadaran pikiran, dihubungkan dengan sumber perilaku manusia. Menurut Freud, pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang. Pandangan Freud secara lengkap yaitu:
a.      Kesadaran dan Ketidaksadaran
Sigmund Freud berpendapat bahwa kehidupan psikis terdiri dari kesadaran (the conscious) dan ketidaksadaran (the unconscious). Kesadaran diibaratkan sebagai permukaan gunung es yang nampak. Sedangkan ketidaksadaran merupakan bagian kecil dari gunung es di bawah permukaan air yang mengandung insting-insting yang mendorong perilaku manusia. Menurut Freud ada bagian lain yang disebut prasadar (preconscious). Dalam preconscious stimulus-stimulus belum direpres sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari Id, Ego, dan Superego. Id merupakan prinsip kenikmatan, Ego merupaka prinsip realitas, sedangkan Superego merupakan konsep moral.
b.      Insting dan Kecemasan
Insting manusia terdiri dari insting hidup (lapar, haus, dan seks) dan insting mati (merupakan kekuatan destruktif/merusak diri). Menurut Freud, ada tiga macam kecemasan, yaitu: kecemasan objektif (timbul dari ketakutan terhadap bahaya nyata), kecemasan neurotik (kecemasan akan mendapatkan hukuman atau keinginan yang impulsif), dan kecemasan moral (kecemasan melanggar norma-norma moral). Konsep penting lainnya yang diungkapkan Freud adalah mengenai mekanisme pertahanan diri, yang bertujuan untuk melindungi superego dan ego dari dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh superego dan ego. Mekanisme yang diungkapkannya adalah: represi, pembentukan reaksi, proyeksi, displacement, rasionalisasi, supresi, sublimasi, kompensasi, dan regresi. Kesembilan mekanisme ini berkaitan dengan pemahaman terhadap perilaku manusia.
            Jadi, aliran psikoanalisa ini memberikan konsep tentang manusia bahwa manusia secara umum akan mengalami tahapan-tahapan psikoseksual pada usia tertentu. Lalu perilaku manusia merupakan sesuatu yang berasal dari alam bawah sadarnya, berkaitan dengan insting hidup dan insting mati. Selain itu, perilaku manusia juga merupakan hal yang dapat dijelaskan dengan konsep mekanisme pertahanan diri. Manusia berperilaku sebagai dampak dari mekanisme pertahanan diri yang diciptakannya secara tidak sadar.
3.      Pandangan Humanistik
Abraham Maslow dikenal sebagai bapak psikologi humanistik. Menurutnya, manusia adalah makhluk kreatif yang dikendalikan oleh niali-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri, bukan oleh kekuatan ketidaksadaran. Menurut Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
a.      Kebutuhan fisiologis.
b.      Kebutuhan rasa aman.
c.       Kebutuhan rasa cinta dan memiliki.
d.      Kebutuhan akan penghargaan.
e.      Kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan tersebut di atas dikatakan berhirarki karena kebutuhan yang lebih tinggi menuntut dipenuhi apabila kebutuhan yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Jadi konsep manusia menurut aliran ini adalah manusia merupakan makhluk yang dikendalikan oleh nilai dan pilihannya sendiri. Dalam hal ini, 5 hirarki kebutuhan termasuk salah satu pengendali manusia. Setelah memenuhi kebutuhan di tingkat terendah, manusia harus berusaha memenuhi kebutuhan di tingkat atasnya agar dapat dinyatakan sebagai pribadi yang sehat dan ideal.


Sumber:
Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta:Gunadarma